Pengalaman Kesasar

Kesasar 1

Tulisan ini berupa pengalaman penulis dan rekan. Saya tulis, mudah-mudahan bermanfaat menjadi sarana hiburan.

Saya pernah kesasar atau lebih tepatnya salah kunjung. Waktu itu diundang oleh orang tua siswa. Saya masih ingat nama yang mengundang saya. Murid saya ketika di SD dikhitan di Jalan Pangkalan Jati. Saya lupa nomor jalan tersebut. Saya pergi dengan sepeda motor tua tahun 1973. Saya namakan "Si Dukun" motor tersebut.

Ada janur, langsung masuk. Di tempat resepsi gak ada yang kenal. Saya juga gak nanya. Resepsi belum dibuka. Saya nunggu. Kalau gak nunggu rugi. Abis amplop sudah dicemplungin ke kotak uang kondangan. Payahnya, cuma punya uang yang dibuat kondangan. Alias itu-itunya. Resepsi dibuka, kok yang keluar penganten. Waduh, sudah pasti salah. Tapi....., ya karena duit dah dicemplungin, biar dah, ikut makan aja.

"Kok, gak sama Ibu, Pak?" tanya penganten wanita karena saya sendirian. Saya jawab, "Gak, istri saya lagi ada tamu."
Gak lama, abis makan langsung pamit aja.
Langsung menuju rumah. Sampai di rumah, saya cerita kepada istri.
"Tanya, dong, kalau pergi kondangan ntu!" kata istri," jangan nyelonong aja! Lagian kalau udah ketauan salah, ngapa gak balik?"
"Ya, amplop dah telanjur dicemplungin kotak! Biarin, ah, telanjur! Itung-itung bayar warteg aja." jawab saya sambil tertawa geli, inget kelakuan sendiri.

Jangan kecewa, ya, Adit, pak Sahman gak menghadiri acara resepsi khitanan kamu. Murid yang dikhitan namanya Adit. Mudah-mudahan dia membaca cerita ini

Tuliskan amanat sesuai cerita tersebut!
Jawaban dikirim via email ke alamat sahmansabirin@gmail.com
Kesasar 2
Cerita kesasar ini bukan saya sebagai pelaku, tetapi saudara sepupu, anak paman saya yang semuanya sudah almarhum. Semoga mereka mendapat tempat di sisi-Nya. Amin.

Saudara sepupu saya meninggal di Cipinang Muara sehabis zuhur. Saya lupa nama hari dan tanggalnya. Saya melayat hingga menguburkan jenzah tersebut. Ketika itu saya sebagai wakil keluarga mengucapkan terima kasih kepada khalayak yang telah sudi mengantarkan jenazah.

Saya pulang sehabis waktu asar dari tempat duka. Saudara sepupu saya yang berdua tidak sempat hadir pada waktu pemakaman karena mereka masih di kantor dan tidak mendapatkan kabar kematian saudaranya tersebut. Mereka berkunjung setelah magrib. Mereka naik bajaj dan membawa beras satu karung. Entah berapa kilogram beratnya.

Sesampai di Cipinang Muara, mereka langsung masuk ke tempat yang kematian. Tidak bertanya dulu, tentang rumah kematian saudara sepupunya. Beras diberikan kepada tuan rumah. Mereka bergiliran langsung membuka tutup muka jenazah yang belum dimandikan.

Kata mereka dalam hati, kok ini jenazah bukan saudaraku! Setelah berbincang-bincang kecil, mereka bertanya tentang nama jenazah itu.


Ternyata, jenazah tersebut bukan yang dimaksud. Dengan rasa malu, mohon maaf kepada tuan rumah bahwa mereka akan berkunjung kepada saudara sepupunya.

Kata tuan rumah, bahwa jenazah yang dimaksud sudah dimakamkan tadi sebelum waktu asar. Jenazah ini baru saja sampai dari rumah sakit.

Hehehe. Beras diminta lagi, terpaksa dipikul menuju rumah saudara sepupunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar